Perbandingan 3 Kerangka Kerja (Manajemen Layanan SI)
ITIL dikembangkan
oleh The Office of Government Commerce (OGC)suatu badan dibawah
pemerintah Inggris, dengan bekerja sama dengan The IT Service
Management Forum (itSMF) – suatu organisasi independen mengenai
manajemen pelayanan TI – dan British Standard Institute (BSI) –
suatu badan penetapan standar pemerintah Inggris.
ITIL merupakan
suatu framework pengelolaan layanan TI (IT Service
Management – ITSM) yang sudah diadopsi sebagai standar industri
pengembangan industri perangkat lunak di dunia.
ITIL framework terdiri dari dua bagian utama, yaitu:
1. Service
Support
a. Service
Desk.
b. Incident
Management.
c. Problem
Management.
d. Configuration
Management.
e. Change
Management.
f. Release
Management.
2. Service
Delivery
a. Availability
Management.
b. Capacity
Management.
c. IT
Service Continuity Management.
d. Service
Level Management.
e. Financial
Management for TI Services.
f. Security
Management.
Standar ITIL
berfokus kepada pelayanan customer, dan sama sekali tidak
menyertakan proses penyelarasan strategi perusahaan terhadap strategi TI yang
dikembangkan.
2. ISO/IEC
17799
ISO/IEC 17799
dikembangkan oleh The International Organization for Standardization (ISO) dan
The International Electrotechnical Commission (IEC) dengan titel
"Information Technology - Code of Practice for Information Security
Management". ISO/IEC 17799 dirilis pertama kali pada bulan desember 2000.
ISO/IEC 17799
bertujuan memperkuat 3 (tiga) element dasar keamanan informasi (1), yaitu
2. Integrity – menjaga
akurasi dan selesainya informasi dan metode pemrosesan.
3. Availability – memastikan
bahwa user yang terotorisasi mendapatkan akses kepada
informasi dan aset yang terhubung dengannya ketika memerlukannya.
ISO/IEC 17799 terdiri dari 10 domain (1), yaitu:
- Security
Policy – memberikan panduan dan masukan pengelolaan
dalam meningkatkan keamanan informasi.
- Organizational Security – memfasilitasi pengelolaan keamanan
informasi dalam organisasi.
- Asset Classification and Control – melakukan inventarisasi aset dan
melindungi aset tersebut dengan efektif.
- Personnel Security – meminimalisasi risiko human
error, pencurian, pemalsuan atau penggunaan peralatan yang tidak
selayaknya.
- Physical and Environmental Security – menghindarkan violation, deteriorationatau disruption dari
data yang dimiliki.
- Communications and Operations
Management –
memastikan penggunaan yang baik dan selayaknya dari alat-alat pemroses
informasi.
- Access
Control – mengontrol akses informasi.
- Systems Development and Maintenance – memastikan bahwa keamanan telah
terintegrasi dalam sistem informasi yang ada.
- Business Continuity Management – meminimalkan dampak dari terhentinya
proses bisnis dan melindungi proses-proses perusahaan yang mendasar dari
kegagalam dan kerusakan yang besar.
- Compliance – menghindarkan terjadinya tindakan
pelanggaran atas hukum, kesepakatan atau kontrak, dan kebutuhan keamanan.
3. COSO
– Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission
COSO merupakan
kependekan dari Committee of Sponsoring Organization of the Treadway
Commission, sebuah organisasi di Amerika yang berdedikasi dalam
meningkatkan kualitas pelaporan finansial mencakup etika bisnis, kontrol
internal dan corporate governance. Komite ini didirikan pada tahun
1985 untuk mempelajari faktor-faktor yang menunjukan ketidaksesuaian dalam
laporan finansial.
1.
Komponen kontrol COSO
COSO mengidentifikasi
5 komponen kontrol yang diintegrasikan dan dijalankan dalam semua unit bisnis,
dan akan membantu mencapai sasaran kontrol internal:
a. Monitoring.
b. Information
and communications.
d. Risk
assessment.
e. Control
environment.
2.
Sasaran kontrol internal
Sasaran kontrol internal dikategorikan menjadi beberapa area sebagai
berikut:
a. Operations – efisisensi dan efektifitas operasi
dalam mencapai sasaran bisnis yang juga meliputi tujuan performansi dan
keuntungan.
b. Financial reporting –
persiapan pelaporan anggaran finansial yang dapat dipercaya.
3. Unit / Aktifitas Terhadap Organisasi
Dimensi ini mengidentifikasikan unit/aktifitas pada organisasi yang
menghubungkan kontrol internal. Kontrol internal menyangkut keseluruhan
organisasi dan semua bagian-bagiannya. Kontrol internal
seharusnya diimplementasikan terhadap unit-unit dan aktifitas organisasi.
Nama : Mohammad Harun Al Rosyid
NPM : 17115594
Kelas : 2KA30
Tugas Softskill : Pak Nugraha
Nama : Mohammad Harun Al Rosyid
NPM : 17115594
Kelas : 2KA30
Tugas Softskill : Pak Nugraha
Perbandingan 3 Kerangka Kerja (Manajemen Layanan SI)
Reviewed by M. Harun
on
Jumat, Mei 19, 2017
Rating:

Tidak ada komentar