Aspek Pengumpulan Bukti

Aspek-aspek pada IT Governance
Saat ini peranan teknologi informasi telah mengalami
pergeseran. Pergeseran tersebut terjadi, setidaknya dalam tiga aspek yaitu :
1. Aspek Keberadaan IT
Pada aspek keberadaan IT, telah terjadi pergeseran
cukup signifikan. Pergeseran IT sebagai pengolah data pada sebuah departemen
PDE (pengolahan data elektronik) menjadi penyedia informasi bagi pihak manajemen
(departemen IT).
2. Aspek Peranan IT
Aspek berikutnya, peranan IT. Peranan IT yang bersifat
efisiensi/teknis/operasional berubah peran menjadi strategik. Peran strategik
ditandai dengan peranan IT tidak semata “dimainkan” oleh departemen IT saja, tetapi
telah berubah menjadi tanggungjawab sebuah organisasi/korporat/institusi.
3. Aspek pendorong utama transpormasi bisnis
Keberadaan IT seharusnya dapat memberikan dampak dalam
organisasi/korporat/institusi. Keberadaan IT seharusnya juga memberikan
“dorongan kuat” kepada pencapaian tujuan besar organisasi/korporat/institusi.
Hal ini merupakan aspek yang terakhir dari pergeseran peranan IT
Aspek - aspek pada Risk Management
1. Tataran Korporasi
Aspek ini terdiri
atas tiga hal.
Pertama, kecukupan modal minimum. Kedua, batasan
portofolio investasi. Ketiga, pemisahan rekening perusahaan dan nasabah.
Pengaturan aspek ini dimaksudkan untuk mencegah kejahatan korporasi (corporate
crime).
2. Tataran Pengelola Perusahaan
Aspek ini
terdiri atas tiga hal juga. Pertama, kompetensi manajemen berupa pengalaman dan
keahlian. Kedua, integritas pengurus berupa rekam jejak yang tidak tercela.
Ketiga, tata pengelolaan yang baik dan transparan. Pengaturan aspek ini
dimaksudkan untuk mencegah kejahatan pimpinan perusahaan (white collar crime).
3. Tataran Pelaksana Lapangan Perusahaan
Aspek
ini terdiri atas tiga hal. Pertama, pengenalan selera risiko nasabah (risk
appetite). Kedua, pengetahuan tenaga penjual akan produk investasi yang
dijualnya. Ketiga, transparansi dalam menjelaskan risiko investasi. Pengaturan
aspek ini dimaksudkan untuk mencegah kejahatan tenaga pelaksana (blue collar
crime).
Contoh Penerapan IT Governance dan Risk Management
WIKA menerapkan kebijakan TI dimulai dengan penyusunan
Pedoman Tata Kelola TI dan Prosedur TI WIKA. Perusahaan bertanggung jawab penuh
terhadap investasi, biaya dan manfaat teknologi dan system informasi yang
beroperasi di lingkungan Perusahaan. Perusahaan memiliki wewenang penuh
terhadap penerapan Teknologi dan Sistem Informasi yang ditujukan untuk menuju
peningkatan produktivitas di lingkungan Perusahaan sesuai dengan rencana usaha
Perusahaan dengan berpedoman pada prinsip Tata Kelola TI.
Hal-hal yang mendasari penyusunan Pedoman Tata Kelola
TI dan Prosedur TI antara lain:
1.
Peraturan Menteri BUMN Nomor
PER-02/MBU/2013 tentang Panduan Penyusunan Pengelolaan Teknologi Informasi
Badan Usaha Milik Negara;
2.
Peraturan internal perusahaan terkait
dengan struktur organisasi dan Good Corporate Governance.
Sedangkan maksud dan tujuan disusunnya pedoman ini
adalah:
1.
Untuk memberikan kerangka pengaturan
kepada seluruh unit yang terkait dengan penyelenggaraan Teknologi Informasi
Perusahaan untuk dapat melaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan
terhadap Pedoman Tata Kelola dan Pengelolaan Teknologi lnformasi Perusahaan;
2.
Untuk memberikan kerangka acuan kepada
setiap unit yang terkait dengan penyelenggaraan Teknologi Informasi Perusahaan
dalam penyusunan dan penetapan Petunjuk Pelaksanaan dan Prosedur agar terjadi
sinergi antara pengembangan dan operasional di lingkungan organisasi unit
terkait;
3.
Tersedianya pedoman untuk terwujudnya pola
standarisasi kerangka pelaksanaan pengembangan, penerapan dan operasi Teknologi
Informasi secara terstruktur;
4.
Tersedianya alat bantu bagi Perusahaan
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses bisnis, produktivitas dan
tersedianya informasi yang lengkap, komprehensif, akurat dan tepat waktu untuk
mendukung proses pengambilan keputusan, dalam rangka memenuhi kebutuhan
pelanggan, meningkatkan kinerja dan pertumbuhan Perusahaan serta memenangkan
persaingan bisnis.
Langkah Audit IT Governance
Auditor TI bertanggung jawab atas penilaian efisiensi
tata kelola TI dengan tingkatan prosedur dalam pelaksanaannya. Auditor TI (dari
dalam organisasi atau independen) dapat melakukan sejumlah peran kunci
dalam Gary Hardy, “The Role of the IT Auditor in IT
Governance” 1 (2009): 1–2. :
a. memulai program tata kelola TI: menjelas- kan tata kelola TI dan nilainya pada
manajemen
b. memberikan masukan dan membantu memberikan kondisi yang sebenarnya
c. merencanakan solusi tata kelola TI
d. memantau inisiatif tata kelola TI
e. membantu membuat bisnis tata kelola TI, seperti : memberikan input objektif dan konstruktif, mendorong penilaian diri, dan memberikan keyakinan kepada manajemen bahwa tata kelola bekerja secara efektif.

a. memulai program tata kelola TI: menjelas- kan tata kelola TI dan nilainya pada
manajemen
b. memberikan masukan dan membantu memberikan kondisi yang sebenarnya
c. merencanakan solusi tata kelola TI
d. memantau inisiatif tata kelola TI
e. membantu membuat bisnis tata kelola TI, seperti : memberikan input objektif dan konstruktif, mendorong penilaian diri, dan memberikan keyakinan kepada manajemen bahwa tata kelola bekerja secara efektif.
Beberapa Domain pada Audit IT
Audit IT pada domain EDM (Evaluate, Direct, and Monitor)
Proses tata kelola EDM berurusan dengan tujuan
stakeholder dalam melakukan penilaian, optimasi risiko dan sumber daya,
mencakup praktek dan kegiatan yang bertujuan untuk mengevaluasi pilihan
strategis, memberikan arahan kepada IT dan pemantauan hasilnya.
Audit IT pada domain APO (Align, Plan, and Organise)
Proses manajemen APO memberikan arah untuk penyampaian
solusi (BAI) dan penyediaan layanan dan dukungan (DSS). Domain ini mencakup
strategi dan taktik, dan identifikasi cara terbaik agar IT dapat berkontribusi
pada pencapaian tujuan bisnis.
Audit IT pada domain BAI (Build, Acquire, and Implement)
Proses manajemen BAI memberikan solusi dan
mengimplementasikannya sehingga berubah menjadi layanan. Untuk mewujudkan
strategi IT, solusi IT perlu diidentifikas ikan, dikembangkan, serta
diimplementasikan dan di integrasikan ke dalam proses bisnis. Perubahan dan
pemeliharaan sistem yang ada juga tercakup dalam domain ini, untuk memastikan
bahwa solusi dapat memenuhi tujuan bisnis.
Audit IT pada domain DSS (Deliver, Service, and Support)
Proses manajemen DSS menyampaikan solusi yang dapat
digunakan bagi pengguna akhir. Domain ini berkaitan dengan penyampaian dan
dukungan layanan aktual yang dibutuhkan, yang meliputi pelayanan serta
pengelolaan keamanan dan keberlangsungan dukungan layanan bagi pengguna, dan
manajemen data dan fasilitas operasional.
Audit IT pada domain MEA (Monitor, Evaluate, Assess)
Proses manajemen MEA memonitor semua proses untuk
memastikan bahwa pengarahan yang disediakan domain yang sebelumnya diikuti.
Semua proses IT perlu dinilai secara teratur dari waktu ke waktu untuk
mengontrol kualitas dan kepatuhannya. Domain ini merujuk pada manajemen
kinerja, pemantauan pengendalian internal, kepatuhan terhadap peraturan dan
tata kelola.
Source :
Source :
- https://medium.com/naufaldi/kuliah-it-governance-integrasi-tata-kelola-it-dengan-bussines-strategy-7abd74cdc3c2
- https://adiazep.wordpress.com/2017/12/27/it-governance-risk-management/
- https://www.corporatecomplianceinsights.com/key-elements-of-the-risk-management-process/
- http://citrarhmdn.blogspot.com/2017/12/it-governance-dan-risk-management.html
Aspek Pengumpulan Bukti
Reviewed by M. Harun
on
Rabu, Desember 12, 2018
Rating:
Tidak ada komentar